Shangri La, nama yang menjanjikan sebuah kedamaian ya. Shangri La, artinya surga yang ada di bumi. Kurang lebih suasana itulah yang ingin di hadirkan Shangri La Hotel Jakarta. Hotel luxurius ini memang memiliki lingkungan yang mendukung. Keasrian pepohonan hijau, kerapihan, dan kebersihan lingkungannya.

Shangri La Hotel Jakarta berada di Kota BNI Jalan Jenderal Sudirman kavling 1, Jakarta. Meskipun hotel ini berada di pusat Kota Jakarta, namun suasana damai dan tenang melingkupi hotel, karena lingkungan sekitar hotel cukup luas area hijaunya. Selain memberikan jarak yang cukup dari hiruk pikuk kota, area hijau juga menyejukkan, seperti oase di tengah kota. Menjadi filter terhadap polutan yang memang banyak sekali di Kota Jakarta.

Satu hal lagi yang menjadi andalan utama sebuah Shangri La adalah stafnya yang ramah Salsa Wisata. Seperti inspirasi penamaan Shangri La, dari sebuah novel lama berjudul “Lost Horizon” yang ditulis oleh James Hilton. Salah satu petikannya adalah.”hospitality to stranger”. Keramahan ini telah ditradisikan oleh Shangri La Hotel Jakarta. Segera booking di Traveloka untuk merasakannya.

“Surga di dunia” ini juga dilengkapi oleh fasilitas-fasilitas lain yang luxurious. Kamar-kamar yang luas dan nyaman, ruang loby yang hangat, berbagai pilihan conference hall yang menawan. Dilengkapi juga fasilitas fitness, spa, ruang sauna, lapangan tenis, kolam renang anak-anak dan dewasa. Di sini juga terkenal akan restorannya yang lezat dengan beragam pilihan menu.

Hotel ini didesign cantik dengan tema bauran design Indonesia kontemporer dengan batik Jawa, serta tetap tampil menawan, modern, dan mewah.

Selain itu semua, Shangri La Hotel Jakarta dekat ke tujuan manapun, karena letaknya memang di pusat kota seperti telah tersebut di atas.

Jangkauan menuju bandar udara pun mudah. Sekitar 45 menit tamu dari bandar udara sudah bisa mencapai hotel. Lokasi hotel juga dekat dengan stasiun kereta rel listrik. Dan nanti lokasinya pun tak jauh dari halte MRT Dukuh Atas yang mana disitu merupakan halte Trans Jakarta.

Di sekitar hotel juga dekat dengan beberapa taman. Jarak menuju taman Monumen Nasional juga sangat dekat. Sekitar 4 kilometeran. Begitu juga menuju Taman Menteng, Taman Suropati, dan Taman Situ Lembang.

Monumen Nasional, tentu semua orang mengenalnya. Monas adalah landmarknya Jakarta sebagai ibukota negara. Menara besar yang kokoh dengan puncak berbentuk nyala api dilapis emas. Selain tamannya yang luas, di area dalam Monas sendiri-di bagian dasar monumen- merupakan museum dengan diorama perjuangan Bangsa Indonesia.

Pengunjung bisa juga mencapai puncak monumen dengan menaiki elevator. Dari puncaknya, kita bisa melihat pemandangan ibu kota antara lain, Istana Merdeka, Masjid Istiqlal, Gereja Katedral, Museum Nasional, serta stasiun kereta api Gambir.

Taman Menteng juga taman yang cantik. Berlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Taman yang semula adalah stadion Menteng ini memiliki koleksi 30 spesies tanaman yang berbeda. Taman ini memiliki beberapa rumah kaca https://onedio.co/profile/furniturejepara. Taman juga difungsikan sebagai daerah resapan air, dengan adanya sumur-sumur resapan. Selain cantik dengan keanekaragaman spesies, taman ini juga di fasilitasi oleh adanya lapangan olah raga.

Tak jauh dari Taman Menteng, ada Taman Suropati. Taman yang juga cantik ini telah ada cukup lama sejak jaman penjajahan Belanda. Semula taman ini bernama Burgemeester Bisschoppiein, diambil dari nama walikota Batavia pertama GJ Bisshop. Setelah berpindah tangan ke Indonesia, taman berganti nama menjadi taman Suropati. Taman ini berada di persimpangan Jalan Diponegoro, Jalan Teuku Umar, dan Jalan Imam Bonjol.

Beberapa tahun lalu, taman dijadikan lokasi peletakan monument-monumen yang dibuat oleh seniman-seniman negara anggota ASEAN atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara. Monumen pahatan seniman Malaysia menyimbolkan “perdamaian, harmoni, dan bersatu”.

Hasil patahan seniman Indonesia menyimbolkan “perdamaian”. Seniman asal Singapura menampilkan monumen yang menyimbolkan “semangat ASEAN”. Lalu seniman asal Thailand mempersembahkan monumen yang menyimbolkan “persaudaraan”, seniman asal Philipina monumen yang menyimbolkan “kelahiran kembali”, dan seniman asal Brunai menyajikan monumen “keharmonisan”.